Minggu, 23 Agustus 2009

SELF CONCEPT

Psikologo Sosial

SELF CONCEPT

Pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki individu tentang karekteristik / atribut pribadinya.

Pembentukan Self Concept

  1. Reflekted Apprasaisal, menaksir dari dengan bercermin dari bagaimana orang lain menaksir

  2. Looking Glass Self, Membayangkan apa yang dipirkan orang lain tentang kita dan apa yang kita pikirkan tentang pikiran mereka

  3. Perbandingan Social (social compparison) mengevaluasi diri sendir melalui perbandingan dengan orang lain

Motif Social Comfarisson(perandinga sosial)

  1. Mengevalusi diri senndiri]

  2. Memperbaiki diri sendiri

  3. Meningkatan diri (self enhanching)

Harga diri

Evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki individu


Sumber

  1. pengalaman dalam keluargaexample: ini dangat berfengaruh ketika kita sering melihat orang tua yang tiap hari bertenngkar , maka sering kita menyimpulkan bahwa perempuan tidak berdaya, dll

  2. umpan balik terhadap performance

  3. social comparison

kesadaran diri, derajat perhatian yang diarahkan kedalam diri yaitu:

  • kesadaran diri pribadi, dipusatkan pada aspek pribadi (Mood, persepsi)

  • kesadaran diri publik, aspek pada diri yang tampak pada orang lain (penampilan perilaku sosial)

Self Presentation

Menghadirkan diri dengan cara yang sudah diperhitungkan untuk mendapat penerimaan orang lain


Self Flfilling Prophecy

Proses tentang harapan dan keyakinan seseorang terhadap orang lain sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk berperilaku memperkuat terwujudnya harapan dan keyakinan tsb.


Langkah Self Fulfilling Prcphecs

  1. terjadinya harapan individu terhadap seseorang yang menjaid target

  2. individu berprilaku konsisten sesuai dengan harapan tsb

  3. tanpa disadari prilaku indvidu mengikuti harapan





ATRIBUSI

Psikologi Sosial


ATRIBUSI

Memahami perilaku diri sendiri atau orang lain menarik dengan kesimpulan tentang , apa yang mendasari atau melaterbelakangi perilaku tsb.

MODEL ATRIBUSi

1.Heider

ENVIRONMENT




PERSONAL FORCES

BEHAVIOR





  1. Intervensi korespendisi (jones)

Penilaian dipengaruhi oleh faktor:

  • Kekuatan lingkungan

  • Efek tingkah laku aktor pada pengamat (Hedonis Relevances and Personalism)

  • Harapan tentang tingkah laku tsb

  • Hasil yang unik


  1. Kelley’s Theory

Penilaian didasarkan pada:

  1. Konsensus : dilakukan semua orang

  2. Konsistensi: dilakukan juga dalam situasi lain

  3. Distingsi : perilaku yang beda pada situasi lain


KESESATAN ATRIBUSI

  1. Fundamental Atribution Error. Tingakah laku individu disebabkan disposisi internal dan mengabaikan situasi kejadian

  2. Diskorsi Aktor – pengamat, kercenderungan pengamat menilai berlebihan pada faktor internal, sedangkan aktor menilai pada faktor eksternal (terjadi karena aktor memiliki banyak informasi tentang diri sendiri dan fokus berlebihan pengamat pada aktor)

  3. Self Serfing Bias, Atribusi keberhasilan pada penyebab internal dan kegagalan pada penyebab eksternal

  4. Divensive Atribution, Menekankan pada ketidak beruntungan internal dari pada kemungkinan sesebab situasi

Dimensi Atribusi Kegagalan dan Kesuksesan

  1. Locus (tempat penyebab internal / eksternal)

  2. Stability (sebab bersifat permanen)

  3. Controliability (kekuatan untuk mengendalikan)

LEARNED HELDLESNESE

Mengambil kegagalan yang berulang pada penyebab eksternal yang tidak stabil dan tidak dapat dikendalikan


TERJADI GENERASI JIKA

  1. Kejadian yang tidak dapat dikendalikan internal dan stabil

  2. Situasi baru yang mirip situasi sebelumnya

  3. Individual mengatribusikan hasil negatif pada hal umum dan luas








KOGNISI SOSIAL


Psikologi Sosial

KOGNISI SOSIAL

Proses mempersepsi, evolusi dan katgorisasi terhadap orang lain

Schema

Mempersepsi dan mengorganisasi informasi sosial secara selektif dalam ingatan

  1. Self Shema (karekteristik diri sendiri)

  2. Person Schema (tipikal orang lain)

  3. Role Schema (konsep Normatif)

  4. Event Schema ( situasi / kejadian)


KEUNTUNGA SCHEMATIS

  1. Membantu mengulang wakil karekteristik kejadian masa lalu.

  2. Kesempatan pemrosesan informasi melalui skema yang relevan

  3. Mengisi informasi dalam disonansi

Disonasnsi ialah ketidaksesuian antara elemen kognisi satu dengan lainnya

Menurut Lewin disonansi: konflik

Menurut Leon Festinger disanonasi: ketidak sesuaian

  1. Harapan normatif tentang apa yang akan terjadi


HEURISTIC

Mempersingkatan atau memotong proses mental menjadi lebih pendek untuk keluar, dari lingkungan yang kompleks.

Strategi Heuristic

  1. Representative heuristic, mencocokan kategori inidividu dengan skema yang dimiliki

  2. Availability hyeuristicv, estimasi kejadian yang represntatif

  3. Anchoring heuristic, membuat keputusan pada kejadian baru dengan referensi kejadian yang mirip

KERUGIAN HEURISTIC

  1. Generatization Fallacies, overgeneralisasi dari kasus individual/ pengalaman pribadi

  2. Belief perverance, mempertahankan keyakinan meski dasar tidak lengkap.

  3. Central traits, ciri-ciri individu yang penting yang mepengaruhi penilaian orang.

  4. Hallo effect, memberi penilaian berdasarkan kesan umum

MASALAH DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL

Psikologi sosial

MASALAH DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL

  1. Kecemasan sosial (social anxiety), persasan tidak nyaman dalam kehadiran orang lain disertai kecenderungan menghindari intraksi sosial

  2. Kesepian

  • Isolasi Sosial seseorang menginginkan hubungan sosial tetapi tidak memiliki jaringan.

  • Emosianal Isolation, seseorang mengiginkan suatu hubungan sosial yang mendalam tetapi tidak memiliki hubungan tsb.

  1. Kesendirian (sukarela/ terpaksa)


Cinta (Triangular of Love)

TRIANGULAR OF LOVE – STERNGERG

  1. INTIMSCY

Berisi perasaan yang menciptakan pengalaman kehangatan dalam satu hubungan

  1. PASSION

Menunjukan adanya dorongan yang mengarahkan pada daya tarik romantisme fisik dan perilaku seksual

  1. COMMITMENT

Keputusan jangka pendek bahwa subjek mencintai pasanganya dan sepakat untuk memlihara cinta tsb.


MACAM-MACAM CINTA

  1. Cinta Romantik (daya tarik fisik)

  2. Cinta Memiliki (tergantung).. posesif

  3. Cinta Kawan Baik (keakraban)

  4. Cinta Pragmatis (logis)

  5. Cinta Altruistik (memberi)

  6. Cinta Main-main (lebih dari satu)


KOMPENEN HUBUNGAN YANG ERAT (JANGKA PANJANG)

  1. Kelekatan emosional (afeksi dan cinta)

  2. Pemenuhan kebutuhan psikologis dari pasangan

  3. Interdependency (saling ketergantungan)


PROSES HUBUNGAN YANG ERAT

  1. Tahap orientasi, interaksi terbatas pada pembicaraan yang sedikit, dangkal dan impersonal

  2. Tahap pertukaran penjajakan afeksi, terdapat kesediaan untuk mengijinkan orang lain mengenal lebih baik.

  3. Tahap pertukaran afeksi, peningkatan komunikasi yang mentitik beratkan pada wilayah pribadi

  4. Pertukaran yang stabil, terdapat pemahaman yang baik antara dua orang yang berhubungan dan kesiapan menafsirkan dan meramalkan perasan perilaku pasangan


KEERATAN HUBUNGAN INTERPERSONAL

  1. Mengungkapan informasi, pikiran dan perasaan kepada pasangan interaksinya

  2. Penerimaan sebagai, respon dari pasangan

  3. Menafsirkan respon pasangan sbg:

  1. Understanding (secara cermat menangkap , perasan, pembicara dan situasi)

  2. Validating (memperkuat bahwa penmbicaraan diterima dan dinilai secara individual)

  3. Caring (menunjukan afeksi dan perhatian bagi pembicara)


MENGAKHIRI HUBUNGAN

  1. Membicarakan (voice)

  2. Kesetian (loyalty)

  3. Menolak (Neglect)

  4. Meninggalkan (exit)

PERTIMBANGAN MENGAHIRI HUBUNGAN

  1. Derajat kepuasaan individu dalam, hubungan sebelum terjadi penurunan kualitas hubungan

  2. Besarnya sumber yang sudah diinfestasikan oleh masingmasing pihak

  3. Kulaitas hubungan alternatif yang terbaik dan terjangkau

HUBUNGAN INTERPERSONAL STIMULUS-VALLIE ROLE MODEL

  1. Stimulus stage, dimana dua individu saling tertarik satu sama lain (fisik)

  2. Value Stage, saling mencari sejauh mana mereka memiliki kesamaan atau kemiripan dalam nilai dan sikap

  3. Role Stoge, pasangan tersebut. mulai melaksanakan peran dalam hubungan yang mereka jalankan.



Kompenen Self Presentation

  1. Impression management, motivasi yang dimiliki individu untuk mengendalikan orang lain atau menciptakan kesan terentu dalam pikiran orang lain.

  2. Impression construction, pemilihan image tertentu yang ingin diciptakan dan mengubah perilaku dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan.


Motivasi Impression Management

  1. Mendapat imbalan materi atau sosial

  2. Meningkatkan harga diri

  3. Mengembangkan identitas


Pengelolaan kesan yang baik

  1. Proper Front, mengepresikan perilaku agar orang lain tahu peran aktor (setting, manner, apperance)).

  2. Keterlibatkan dalam peran

  3. Mewujudkan harapan orang lain tentang perannya.

  4. Mystification, menjaga jarak sosial

Strategi Persentasi Diri

  1. Ingratitation (mengambil buka)

  2. Intimidation (ancaman)

  3. Self promotion (tampil kompetent)

  4. Exemplification (teladan)

  5. Supplification (permohonan)

  6. Self Handicaping (hambatan diri)

  7. Alighning actions (mendefinisikan tingkah laku yang dinilai bertentangan dengan budaya)

  8. Altercasting (memaksakann pesan atau identitas pada orang lain)